MUHAMMADIYAH.OR.ID, MIMIKA – Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah,
Haedar Nashir menegaskan bahwa spirit Muhammadiyah adalah berkolaborasi
bersama semua kelompok untuk menerjemahkan inti ajaran Islam, yaitu
rahmat bagi semesta alam (rahmatan lil-‘alamin).
Hal tersebut salah satunya ditunjukkan dengan diresmikannya Perguruan
Muhammadiyah Mimika pada Kamis (16/2). Menurut Haedar, pendirian
Perguruan ini beserta seluruh amal usaha Muhammadiyah di manapun
ditujukan untuk menghadirkan nilai utama (Al-qimmah al-fadhilah).
“Saya hadir di sini untuk meresmikan gedung Perguruan Muhammadiyah
yang tadi dilaporkan sedemikian rupa perjuangannya dengan semangat
kebersamaan dari saudara-saudara kami. Sehingga motto dengan bersatu dan
bersaudara kita membangun, itulah semangat spirit Muhammadiyah dan
itulah spirit Islam,” tegasnya.
Dalam sambutan peresmian ini, Haedar mengatakan jika Muhammadiyah
merawat tradisi Islam untuk menghadirkan peradaban dan masyarakat maju
yang berasaskan ilmu serta menebar rahmat sebagaimana yang telah
dibangun oleh para ulama Islam di masa awal seperti Al-Khawarizmi, Ibn
Sina, Al-Jabbar, dan yang lainnya.
“Maka di bumi manapun Islam hadir, di Papua, di seluruh negeri di
Indonesia tercinta bahkan di Eropa, Amerika dan lainnya, sejatinya Islam
itu menebar rahmat bagi semesta alam,” kata Haedar.
Di depan pemerintah kabupaten Timika, Haedar pada kesempatan itu juga
menegaskan visi inklusif serta kultur taat asas Muhammadiyah dalam
berjuang menerjemahkan nilai-nilai utama Islam di atas. Terlebih di
wilayah yang plural seperti bumi Papua.
“Begitu juga nilai-nilai agama yang dihadirkan itu memang di satu
pihak memberi peneguhan akidah dan ibadah, tapi kita juga menghormati
agama dan kepercayaan saudara-saudara kita apapun agamanya dalam prinsip
lakum dinukum waliyaddin, bagimu agamamu, bagiku agamaku,” terangnya.
Dalam berjuang, maka Muhammadiyah kata Haedar mengutamakan kerja sama
dengan semua pihak sembari berpedoman pada pemaknaan etis benar-salah,
baik-buruk, pantas dan tidak pantas.
“Agama mengajarkan agar memperjuangkan kepentingan itu ambil yang
benar dan jangan ambil yang salah. Ambil yang baik dan jangan ambil yang
buruk. Ambil yang pantas, dan jauhi yang tidak pantas,” pesan Haedar.
“Sering ada penyalahgunaan dalam memperjuangkan kepentingan itu baik
atas nama agama, tapi juga atas nama lain seperti ideologi, politik, dan
kepentingan-kepentingan lain. Maka agama juga mengajarkan agar kita
saling mengenal, saling bekerja sama dalam memperjuangkan itu agar tidak
homo homini lupus. Manusia menjadi serigala bagi yang lain.
Agar kita tidak memperjuangkan diri dan kelompok sendiri dengan merusak,
menghancurkan kepentingan kelompok lain. Di situlah lahir konsep
ukhuwah, konsep taaruf,” tutupnya. (afn)
sumber : https://muhammadiyah.or.id/resmikan-perguruan-muhammadiyah-mimika-haedar-nashir-tegaskan-jati-diri-muhammadiyah/